LOCUS di BANGKA BELITUNG, DOSEN MIP UBB MENJADI NARASUMBER WEBMINAR API

Asosiasi Perlebahan Indonesia (API), 18 Februari 2023 mengadakan webminar dengan tema Menguak Kekayaan Alam Bangka Belitung Selamatkan Alam Bersama Lebah. dengan peserta webminar terbuka untuk umum dimulai dari Mahasiswa, Para Pecinta Lebah / Madu, Para Akademisi, Instansi Pemerintah dll.

Acara ini terselenggara atas kerjasama Asosiasi Perlebahan Indonesia (API), Universitas Brawijaya, Universitas Bangka Belitung, Institut Pertanian Bogor dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam Webminar tersebut ada 3 orang pemateri sebagai Narasumber masing – masing yakni Dedy Ilhamsyah, S.Ikom dari Polisi Hutan DLHK Provinsi Kepulauang Bangka Belitung, DR. Evahelda dari Dosen MIP UBB dan DR. ENG Oke Oktavianty dari Dosen Universitas Brawijaya serta dipandu oleh DR. Rika Raffudin dari IPB sebagai Moderator webminar.

Materi “Lebah, Harapan Ekonomi Rakyat Pasca Tambang Timah adalah judul materi yang disampaikan oleh DR. Evahelda, dengan melihat potret mata pencaharian penduduk masyarakat Bangka Belitung yang heterogen seperti bertani, berdagang, dll serta sebagian besar masih mata pencaharian masih ditopang dari penambangan timah.

Oleh: Demsi Apriadi (Mahasiswa Prodi Magister Ilmu Pertanian-UBB)

Ia menjelaskan, Produksi timah berasal dari produksi perusahaan timah, dan aktivitas tambang timah inkonvensional yang ilegal yang dikelola rakyat dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan hidup,  berkurangnya jumlah hutan, adanya kolong-kolong bekas penambangan, tanah -tanah marginal yang miskin hara (tanah tailing) sangat potensial untuk ditumbuhi tumbuhan malastoma, sapu – sapu yang dapat menjadi sumber nektar madu kelulut.

Lebih lanjut dijelaskannya, secara umum terdapat 3 jenis madu yang telah berkembang di Kepuluaan Bangka Belitung antara lain : Madu Hutan dihasilkan oleh lebah madu (Apis sp), Madu Budidaya dihasilkan oleh lebah budidaya apis mellifera atau apis cerena dan Madu lebah tanpa sengat atau yang biasa disebut kelulut dihasilkan oleh lebah tanpa sengat (trigona). Saat ini, untuk pengembangan SDM sudah ada peternak atau penjual madu yang teridentifikasi usaha agribisnisnya seperti KTH Karomah Bangka Tengah, Madu Habang Pangkalpinang,  Madu Aci  Sungai Selan, Edi Lubuk Lingkuk , Iwan Mesu dll.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penerimaan rata – rata petani diluar budidaya lebah kelulut / bulannya mencapai Rp. 2.091.304,- atau 54,6 % sedangkan penerimaan rata – rata petani dari budidaya lebah kelulut / bulannya mencapai Rp.  1.800.000,- atau 45, 4%.

Di Akhir materi, ia berharap Usaha budidaya lebah madu dapat dijadikan alternatif sumber pendapatan keluarga, Perlu menjaga kelestarian hutan atau membudidayakan tanaman berbunga sebagai sumber nectar, Perlu sinergi dari beberapa pihak supaya usaha perlebahan menjadi lebih terorganisir dengan baik, pelatihan teknik budidaya (perbanyakan koloni), diversifikasi olahan (propolis, bee pollen) serta Pelatihan pemasaran melalui digital marketing (marketplace).